Video NASA Perlihatkan Permukaan Matahari 'Retak'Liputan6.com, Florida -
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA)
merilis 2 video dalam rangka merayakan 5 tahun The Solar Dynamics
Observatory atau Badan Observatorium Matahari NASA (SDO) mengudara di luar angkasa.
Terlihat
permukaan Matahari tampak 'retak' di beberapa bagian. Penampakan
'retakan' itu diperkirakan sepanjang 533 ribu mil atau sekitar
857.780,352 km.
Namun demikian, seperti Liputan6.com kutip darai Metro.co.uk, Jumat (13/2/2015), menurut juru bicara NASA, 'retakan' hitam itu bukan retakan sungguhan dan benar-benar tidak abadi.
Dijelaskan
Badan Luar Angkasa Negeri Paman Sam itu, 'retakan' hitam itu disebut
'Filamen Matahari' yang biasa muncul dalam beberapa waktu. Filamen itu
bergerak meletus ke luar angkasa sebagai 'coronal mass ejection' dan
kadang kembali lagi ke permukaan Matahari seperti hujan.
Namun fenomena itu tak bertahan lama. Dalam beberapa hari kemudian, penampakan 'retakan' tersebut akan menghilang.
'Retakan'
hitam tersebut merupakan area material yang lebih dingin yang melayang
di permukaan Matahari. Sedangkan penampakan merah di sekelilingnya
merupakan material yang panas.
"SDO menangkap gambar filamen
dalam berbagai panjang gelombang, yang masing-masing membantu
menunjukkan temperatur berbeda dari material matahari," kata juru bicara
NASA tersebut.
Belum diketahui mengapa fenomena itu bisa
terjadi. Sejak diluncurkan pada 11 Februari 2010 menggunakan roket 'ULA
Atlas V' dari Stasiun Cape Canaveral, Florida, ilmuwan mulai menyelidiki
penyebab dan proses 'retakan' atau struktur itu bisa terjadi.
"Ilmuwan
juga tengan mendalami bagaimana ciri bagian dalam, medan magnet, panas
korona, dan seberapa padat radiasi yang menciptakan ionosfer atau
atmosfer yang terionisasi oleh radiasi Matahari, serta dampaknya bagi
Bumi."
Ditambahkan bahwa, penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan panas Matahari dalam rangka melindung pesawat, satelit, dan astronot yang bekerja dan menetap di luar angkasa.
0 komentar:
Posting Komentar